Monday, April 16, 2012

Tentang Subnetting

Sebelum membahas tentang subnetting kita akan membahas tentang cara menghitung IP address, dari contoh ini kita juga akan mengetahui cara menghitung subnet mask.

Contoh cara menghitung untuk prefix lebih dari atau sama dengan 24 (/24):
Case 1 : 192.168.10.30/26

1. 32 – 26 = 6
Angka 32 didapat dari total bit untuk IPV4, sedangkan 26 merupakan prefix pada soal diatas.

2. 26 = 64
Angka 2 merupakan angka default, sedangkan angka 6 merupakan hasil pengurangan yang didapat dari point no. 1.

3. Akan didapat net id = 0, 64, 128, 192
Kelipatan 64 ini didapat dari point no. 2.

4. Akan didapat broadcast id = 63, 127, 191, 255
Untuk broadcast pun sama, merujuk pada point no. 2, jadi menggunakan kelipatan 64.

5. 30 berada pada range 0 dan 63
Angka 0 didapat dari point no.3 sedangkan angka 63 didapat dari point no. 4.

6. Untuk subnet mask, cukup dengan 256 – 64 = 192
Angka 256 didapat dari jumlah maksimum tiap oktet, yaitu 28 = 256, sedangkan angka 64 merupakan angka yang didapat pada point no. 2.

7. Sehingga didapat
Network id = 192.168.10.0
Broadcast id = 192.168.10.63
Range ip = 192.168.10.1 – 192.168.10.62
Subnet mask = 255.255.255.192

Tentang Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen.


Default Subnet Mask
Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000
Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000
Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000

Contoh Subnetting
f7846dbec0681c0a76e55ae8383b1cc0_subnetting

Keterangan gambar:
• Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
• Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik
• Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan
• Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan

Contoh alamat tanpa subnetting dan dengan subnetting
f8bea100cd53d8dd72544e7184bb0893_alamat-subnet

Menentukan Kelompok Subnet
Sebagai contoh : IP address 130.200.0.0 (100000010.11001000.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0 Untuk mempelajari subnetting sekarang misalnya kita ingin memiliki 2 network ID dari IP address yang telah kita miliki. Untuk itu kita Mask 2 bit dari host ID tersebut, maka sekarang kita memiliki empat kombinasi 00, 01, 10, dan 11 tetapi karena 00 dan 11 semuanya 0 atau semua 1 yang menurut peraturan IP address tidak diizinkan, maka tinggal 2 kombinasi 01 dan 10 saja yang bisa dipakai untuk subnet.
Sekarang perhatikan apa yang terjadi dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000 dimana 2 bit teratas host ID diselubung (mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0

Dengan demikian kita telah membuat dua network ID baru
10000010.11001000.01XXXXXX.XXXXXXXX
dan
10000010.11001000.10XXXXXX.XXXXXXXX
dengan subnet mask baru :
11111111.11111111.11000000.00000000 atau 255.255.192.0
 
dimana X adalah angka 0 atau 1 untuk membuat host ID yang memenuhi peraturan-peraturan IP address. Oleh sebab itu kelompok IP address dibawah ini tersedia untuk dua bit yang diselubung (mask).

Kelompok pertama adalah :
10000010.11001000.01000000.00000001 atau 130.200.64.1
sampai
10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.127.254
 
kelompok kedua adalah :
10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.128.1
 
sampai
10000010.11001000.10111111.11111110 atau 130.200.191.254

selain dengan menggunakan cara diatas untuk menentukan kelompok subnet, ada cara yang lebih singkat yang dapat kita lakukan, sebagai berikut :
Misalnya kita menggunakan kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.221.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. Hitung dengan rumus 256-224 = 32. Maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 32, 64, 128, 160, dan 192.

Dengan demikian kelompok IP adess yang dapat dipakai adalah :
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254

Disamping penulisan IP address yang umum, dikenal pula penulisan IP address dengan notasi yang lebih singkat seperti dibawah ini :
IP address 130.200.10.1 dengan subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 130.200.10.1/16 Angka 16 dibelakang garis miring menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu
11111111.11111111.00000000.00000000

Notasi penulisan singkat ini juga berlaku untuk IP address yang menggunakan metode subneting seperti contoh dibawah ini :
IP address 172.16.10.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 172.16.10.1/24. Angka 24 dibelakang garis miring menandakan bahwa 24 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu
1111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0

Dari penjelasan dan contoh diatas, kita telah mempelajari bahwa dengan subnetting, Kita dapat menyelubung dua atau lebih bit-bit host ID selama masih tersedia bit yang dapat diselubung. Semakin banyak bit yang diselubung, semakin banyak pula network ID yang dapat kita buat. Namun demikian jumlah host ID-nya akan berkurang seperti pada tabel berikut ini.
4d18bd16731a657433f903d9cf50343e_tabel-sub

Menghitung Jumlah Subnet dan Host
• Jumlah subnet = 2n-2
– n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask
• Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host dalam setiap subnet
• Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
• Host address yang sudah direserve : “0” semua (network ID) dan “1” semua (broadcast address)
Contoh
10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address
11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask
Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask.
Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host
- Host addres yang dapat di-assign pada setiap subnet adalah yang berada di antara subnet address dan broadcast address
10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address
10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address
Masing-masing subnet adalah :
- 10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0)
- 10001100.10110011. 01000000.00000000 : subnet 2 (140.179.64.0)
- 10001100.10110011. 01100000.00000000 : subnet 3 (140.179.96.0)
- 10001100.10110011. 10000000.00000000 : subnet 4 (140.179.128.0)
- 10001100.10110011. 10100000.00000000 : subnet 5 (140.179.160.0)
- 10001100.10110011. 11000000.00000000 : subnet 6 (140.179.192.0)
- 10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua)
- 10001100.10110011. 11100000.00000000 : dilarang (net id 1 semua)
Jumlah total host yang mungkin adalah 6×8190 = 49140

4 comments:

eqhy monyonk said...

bagus banget materi bu husni
>tingkatkan

Alif Farhan Arizkia said...

terima kasih izin copasnya

Nunipare said...

makasih kunjungannya...

Nunipare said...

ok. smoga bermanfaat..

Post a Comment