Tuesday, November 15, 2011

Pengaruh Positif dan Negatif Facebook

Facebook telah menjadi bagian dari urat nadi kehidupan, karena mampu mengisi ruang-ruang kosong bagi seseorang untuk berselancar di dunia maya. Facebook digandrungi ribuan bahkan jutaan anak bangsa lintas usia. Situs jejaring sosial yang bermula dari sebuah universitas ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sistem dan jaringan yang awalnya dirancang sangat sederhana  berkembang menjadi sangat kompleks.

Dengan Facebook, seseorang dapat menjalin silaturrahim dengan teman lama, keluarga, kolega serta dapat bertukar pikiran, informasi pengalaman, bahkan curhat dengan pasangan yang diminatinya. Facebook dapat pula dimanfaatkan untuk mengkampanyekan suatu ide dan gagasan. Dapat pula dimanfaatkan sebagai ruang diskusi antarkomunitas melalui group atau pages, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan pengetahuan anggotanya.

Pendek kata seluruh kebutuhan interaksi sosial difasilitasi dengan sistem yang sangat bagus. Begitu kuatnya pengaruh Facebook dalam kehidupan peminatnya, kadang tak mengenal ruang dan waktu, bahkan batasan normatif lainnya.

Mengutip pendapat Pohuwato (www.pohuwatoforum.net:2009), terdapat 10 pengaruh negatif akibat penggunaan Facebook, yaitu :
 
1. Menurunkan kinerja. Ditengarai bahwa sebagian besar pegawai, karyawan, dosen mahasiswa, pelajar menggunakan Facebook pada saat jam kerja sedang berlangsung, karena alasan jenuh, refreshing, mendinginkan otak dan lain sebagainya. Artinya, telah terjadi pengurangan waktu untuk bekerja dan menyelesaikan kewajibannya. Maka konsekuensi logisnya adalah produktivitas menjadi berkurang.

2. Perhatian terhadap keluarga berkurang. Kerapkali para pengguna membuka Facebook pada saat bercengkrama dengan keluarga. Sebuah riset di Inggris menunjukkan, waktu orang tua bersama anak-anak semakin sedikit, karena berbagai alasan, salah satunya karena Facebook. Kemungkinan dapat terjadi, seorang suami sedang menulis wall, si istri sedang membuat koment di foto, sementara anak-anak diurus pembantu. Sebuah reduksi pencapaian keluarga sakinah, mawaddah warohmah.

3. Terjadinya jaringan kehidupan sosial. Berkelana dengan Facebook sangat nyaman dan mengasyikkan. Maka, sebagian orang merasa cukup membangun berinteraksi sosial melalui Facebook saja, sehingga mengurangi frekuensi bertemu muka. Momentum bertemu muka membuahkan pembicaraan, tatapan mata, ekspresi wajah, tangis, canda dan tawa. Hal tersebut tidak dapat digantikan dengan pertemuan di dunia maya, tidak bisa ditukar oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.

4. Batasan ranah pribadi dan sosial menjadi kabur. Para Facebooker memiliki kebebasan untuk menuliskan ide, gagasan, pemikiran, bahkan perasaannya sekalipun, tanpa disadari hal tersebut tidak terlalu pantas, bahkan tidak memenuhi kelayakan etika dan estetika untuk disampaikan pada lingkup sosial. Kadang persoalan rumah tangga seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain, cukup dengan hanya memperhatikan status dari orang tersebut.

5. Bocornya data rahasia pada khalayak. Tak jarang Facebooker tidak menyadari bahwa beberapa data penting yang tidak semestinya ditampilkan secara terbuka, namun karena default dari info kita terlupakan untuk menutup. Kalau memang ada yang perlu baru dibuka satu per satu sesuai kebutuhan.

6. Terjadinya pornografi. Tak dapat dihindari, sebagaimana situs jejaring sosial lainnya, tentu ada saja para pihak yang memanfaatkan situs tersebut untuk kegiatan yang berbau pornografi dan pemberitaan pada berbagai media massa, banyak yang memaparkan kejadian asusila tersebut.

7. Pemanfaatan untuk kegiatan negatif. Meskipun dalam klausul kesepakatan penggunaan Facebook telah melarang hal ini, tetap ada pihak yang memanfaatkan Facebook untuk kegiatan negatif melalui group ataupun pages. Berita paling aktual adalah terbukanya jaringan prostitusi dan traficking melalui Facebook.

8. Dapat terjadi kesalahpahaman. Facebook merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan jejaringnya, sebagaimana layaknya pada kehidupan nyata, maka gosip atau informasi miring dapat berkembang dengan sangat cepat melebihi batas ruang dan waktu. Harus disadari sepenuhnya bahwa ketika menulis pada status, wall (dinding) dan komentar di berbagai aplikasi sama saja seperti obrolan pada kehidupan nyata, bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan multi tafsir. Banyak terjadi kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yang tidak semestinya di Facebook. Terjadi pula penuntutan ke pengadilan gara-gara kesalahpahaman di Facebook. Bahkan, kasus terbaru adalah pengeluaran empat siswa oleh oknum kepala sekolah. Tragis!

9. Mempengaruhi kesehatan. Tentang pengaruh tersebut masih dalam perdebatan sebab belum didukung oleh argumentasi ilmiah, meski dalam sebuah artikel di media Inggris menyebutkan bahwa Facebook dapat meningkatkan stroke dan penyakit lainnya. Hal itu bukan disebabkan oleh Facebook-nya, tetapi karena kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer.

10. Penipuan. Seperti media online lainnya, Facebook juga rentan dimanfaatkan untuk tujuan penipuan. Kita tidak akan tahu sebenarnya siapa dibalik account Facebook. Setiap orang dapat dengan mudah membuat account baru untuk keperluan yang tidak baik. Ada yang menggunakan modus berkenalan dan akhirnya menjadi akrab di dunia maya, namun ternyata ujung-ujungnya digunakan untuk melakukan penipuan atau tindakan kriminal lainnya.

Kecanggihan dunia teknologi informasi dan komunikasi selalu membawa pengaruh positif dan negatif, tergantung dari sudut mana melihatnya. Adanya pesawat, televisi, komputer, bahkan silet sekalipun, membawa dampak yang dapat melukai penggunanya apabila tidak berhati-hati menggunakannya.

Hal ini mengingatkan kita semua, agar lebih waspada dan berhati-hati menggunakan Facebook agar tetap terjaga komitmen, konsistensi dan profesionalisme kita terhadap kerja besar upaya peningkatan mutu pendidikan, yang banyak menyerap energi dalam bentuk pikiran maupun perbuatan.

Ada baiknya kita semua mengingat kaidah fiqh (hukum Islam): Menghindari perbuatan yang berpotensi merusak, harus didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Terpulang kepada masing-masing individu untuk membuat interpretasi dan pengambilan sikap, manakala berkeyakinan Facebook hanyalah sebuah media untuk memudahkan kita menjalankan misi dan tujuan pencapaian keberhasilan yang kita emban, maka tidak menjadi masalah untuk tetap menjadi Facebooker. Namun, jika diyakini telah merasuki jiwa, hati serta pikiran, sehingga mengakibatkan perkara yang mafsadat (merusak), sebaiknya segera dihindari atau setidaknya kita sesuaikan frekuensinya. Toh, wacana tentang Facebook halal atau haram telah banyak didiskusikan di ruang-ruang publik.

No comments:

Post a Comment